Sejarah Badminton | Sejarah Bulu Tangkis
SEJARAH BADMINTON
A. Sejarah Badminton
di Dunia
Kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga
disebut-sebut di India dan Republik Rakyat Cina.
Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa,
Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih,
objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk
menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan
tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut
Battledores danShuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu
biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama
untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah.
Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada
tahun1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Cina,
dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini
kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat
mereka.
Olah raga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara
Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring
dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal
sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona
pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah
raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860dalam sebuah
pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul
"Badminton Battledore - a new game" ("Battledore bulu tangkis - sebuah
permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung
Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di
Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada
1877. Asosiasi bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan
internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan
Kejuaraan All England.
bulu tangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di
wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga
ini, dan di negara-negara Skandinavia.
Induk organisasi
International Badminton Federation (IBF) didirikan pada tahun 1934 dan
membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark,Belanda,
Kanada, Selandia Baru, dan Perancis sebagai anggota-anggota pelopornya.
India bergabung sebagai afiliat pada tahun 1936. Pada IBF Extraordinary
General Meeting di Madrid, Spanyol, September 2006, usulan untuk
mengubah nama International Badminton Federation menjadi Badminton World
Federation (BWF) diterima dengan suara bulat oleh seluruh 206 delegasi
yang hadir.
Olah raga ini menjadi olah raga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade
Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memperoleh
masing-masing dua medali emas tahun itu.
Olah raga yang udah berumur ribuah tahun baru masuk Olimpiade tahun 1992
B. SEJARAH BULUTANGKIS DI INDONESIA
Riwayat singkat
berdirinya Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI)
Pada jaman penjajahan dahulu, ada
perkumpulan-perkumpulan bulutangkis di Indonesia yang bergerak
sendiri-sendiri tanpa satu tujuan dan satu cita-cita perjuangan di alam
negara merdeka, memang tidak bisa dibiarkan berlangsung terus.Harus
diusahakan satu organisasi secara nasional, sebagai organisasi
pemersatu.
Untuk menempuh jalan menuju satu wadah
organisasi maka cara yang paling tepat adalah mempertemukan tokoh
perbulutangkisan dalam satu kongres. Pada saat itu memang agak sulit
untuk berkomunikasi antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Satu-satunya yang bisa ditempuh adalah lingkungan pulau jawa saja.
Itupun bisa ditempuh setelah terbentuknya PORI ( Persatuan Olah Raga
Replubik Indonesia ).
Usaha yang dilakukan oleh Sudirman Cs
dengan melalui perantara surat yang intinya mengajak mereka untuk
mendirikan PBSI membawakan hasil. Maka dalam suatu pertemuan tanggal 5
Mei 1951 di Bandung lahirlah PBSI ( Persatuan Bulutangkis Seluruh
Indonesia ) dan pertemuan tersebut dicatat sebagai kongres pertama PBSI.
Dengan ketua umumnya A. Rochdi Partaatmadja, ketua I : Soedirman, Ketua
II : Tri Tjondrokoesoemo, Sekretaris I : Amir, Sekretaris II : E.
Soemantri, Bendahara I : Rachim, Bendahara II : Liem Soei Liong.
Dengan adanya kepengurusan tingkat
pusat itu maka kepengurusan di tingkat daerah / propinsi otomatis
menjadi cabang yang berubah menjadi Pengda ( Pengurus Dareah ) sedangkan
Pengcab ( Pengurus Cabang ) adalah nama yang diberikan kepada
kepengurusan ditingkat kotamadya / kabupaten. Hingga akhir bulan Agustus
1977 ada 26 Pengda di seluruh Indonesia ( kecuali Propinsi TImor-Timur )
dan sebanyak 224 Pengcab, sedangkan jumlah perkumpulan yang menjadi
anggota PBSI diperkirakan 2000 perkumpulan.
Arti dari lambang PBSI, adalah sebagai
berikut :
1. Terdiri dari 5 warna yang mempunyai
arti, antara lain :
- Kuning : Simbul kejayaan
- Hijau : Kesejahteraan dan kemakmuran
- Hitam : Kesetiaan dan kekal
- Merah : Keberanian
- Putih : Kejujuran
- Kuning : Simbul kejayaan
- Hijau : Kesejahteraan dan kemakmuran
- Hitam : Kesetiaan dan kekal
- Merah : Keberanian
- Putih : Kejujuran
2. Gambar Kapas : Berjumlah 17 biji
yaitu melambangkan angka keramat ( hari proklamasi ).
3. Gambar Shuttlecock : Dengan delapan
bulu, melambangkan 8 ( agustus )
4. Huruf PBSI : terdiri dari 4
dihubungkan dengan gambar ½ lingkaran sebanyak 5 biji berwarna merah
dibawah shuttlecock, melambangkan tahun 1945.
5. Gambar Padi : sebanyak 51 butir
yang melambangkan hari lahirnya PBSI yaitu tahun tanggal 5 Mei 1951.6. Gambar Perisai : Adalah simbul ketahanan, keuletan, rendah diri tapi ulet, kuat dan tekun
Peraturan Badminton / Bulu Tangkis
- Jumlah pemain ganda yang terdaftar sebanyak 32 pasangan. Pemain ganda dibagi dalam 8 grup. Setiap grup diurut berdasarkan peringkat terdiri dari 4 pasang, dari yang tertinggi sampai terbawah (Lihat tabel 1 & 2 di atas).
- Jumlah pemain tunggal yang terdaftar sebanyak 20 orang. Pemain tunggal dibagi dalam 5 grup. Setiap grup diurut berdasarkan peringkat terdiri dari 4 pemain, dari yang tertinggi sampai terbawah (Lihat tabel 3 di atas).
- Perhitungan dengan system really point sampai angka 21
- Babak penyisihan tunggal dan ganda dilakukan dengan two winning set.
- Setiap pasangan dalam masing2 grup bermain 6 kali pada babak penyisihan. Penentuan siapa yang maju ke babak berikutnya ditentukan berdasarkan point yang didapat pada setiap game.
- Khusus untuk tunggal: 3 pemain urutan kedua dengan point tertinggi dalam babak penyisihan, akan dimasukkan dalam babak 1/4 final karena diperlukan 8 pemain.
- Perhitungan point akan direkam dan dihitung dengan menggunakan software khusus.
- Setelah babak penyisihan ganda selesai, dilanjutkan dengan penyisihan tunggal dengan metode yang sama.
- Tahap berikutnya adalah permainan sistem gugur.
- Babak 1/8 final untuk tunggal ditiadakan dan langsung ke ¼ final.
- Skema dalam babak seperdelapan final diatur sebagai berikut:
- Juara peringkat 1 grup A melawan peringkat 2 grup B. Peringkat 2 grup C melawan peringkat 1 grup D dst.
- Perkiraan waktu
- 2 jam untuk penyisihan
- 30 menit untuk sistim gugur pertama (1/8),
- 30 menit untuk sistim gugur kedua (1/4),
- 30 menit untuk sistim gugur ketiga (1/2) dan
- 40 menit untuk final.
- Total waktu untuk badminton 6,5 jam
- Pemanasan harus sudah dilakukan sebelum masuk lapangan supaya pertandingan sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.
- Jadwal pertandingan dapat dilihat pada tabel 3, sementara skema pertandingan dilampirkan di bawah
Sejarah Bulutangkis di Dunia
Nama Badminton sebenarnya berasal dari nama sebuah rumah/istana di kawasan Gloucestershire yaitu Badminton House. Daerah tersebut terletak di sekitar 200 kilometer sebelah barat London, Inggris. Pemilik istana itu adalah Duke of Beaufort dan keluarganya, yang pada abad ke-17 menjadi aktivis olahraga tersebut. Namun, Duke bukanlah penemu aslinya, akan tetapi ia hanya memopulerkannya di kalangan atas saja.
Nah, penemuan aslinya sebenarnya terjadi di India sekitar tahun 1870-an. Pada awalnya, badminton disebut Battledore. Dulu, orang menggunakan pemukul shuttlecock dari kayu. Permainannya dengan memukul shuttlecock ke depan dan belakang selama mungkin. Permainan ini sudah dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa di India, Jepang, Siam (Thailand), Yunani, dan Cina lebih dari 2000 tahun yang lalu. Namun di Cina, permainan tersebut lebih banyak dimainkan dengan cara menendang shuttlecock.
Pada abad ke-16, permainan ini mulai terkenal di kalangan anak-anak. Pada abad berikutnya, permainan yang juga disebut jeu de volant ini menjadi pengisi acara di waktu luang di banyak negara Eropa. Kadang dimainkan dengan satu orang yang memukul shuttlecock ke atas dengan 1 atau 2 alat pemukul kayu. Sebuah permainan yang mirip , featherball, dengan bola dari kulit ayam yang lunak, dimainkan di Denmark, Jerman, Prancis, dan Swedia.
Permainan ini berkembang pesat di Badminton House yang mempunyai ruangan dan halaman luas untu bermain ini. Keluarga Sommerset yang tinggal di istana itu sejak zaman Charles II kemudian mendapat gelar sebagai Duke of Beaufort. Dulu, ukuran shuttlecock 2x lebih besar dan berat dibanding shuttlecock zaman sekarang. Panjang raket sekitar setengah meter dengan kepala bulat, tanpa senar. Kayu pemukul tersebut ditutup kertas kulit pada kepala bulatnya.
Pada tahun 1840-an dan 1850-an, keluarga Duke of Beaufort ke-7 paling sering menjadi penyelenggara permainan ini. Menurut Bernard Adams, anak-anak Duke mulai bosan sehingga mereka merentangkan tali yang menjadi cikal bakal net. Di akhir tahun 1850-an, permainan yang menggunakan tali berkembang pesat yang kemudian pada tahun 1860, Isaac Spratt, penyedia pemukul kayu dari London menuliskan Badminton Battledore a New Game yang menceritakan revolusi permainan ini.
Lain lagi cerita dari Sir George Thomas yang selama 70 bergerak di bulutangkis sebagai pemain dan organisator. Dia dengan jelas memberi waktu tahun 1863-1868 sebagai perkiraan awal badminton. Pada suatu pesta, hujan turun dan orang-orang berusaha mencari kegembiraan lain dengan bermain badminton. Salah seorang peserta pesta mengusulkan merentangkan tali melintasi ruangan, yang kemudian hal itu sesuai dengan selera rakyat dan menjadi permainan yang biasa dilakukan di rumah itu.
Sejarah Olahraga Bulu Tangkis (Badminton)
Dari
mana cabang olahraga badminton berasal dan bagaimana sejarah awalnya ?
Orang hanya mengenal nama badminton berasal dari sebuah rumah/istana di
kawasan Gloucester-shire, sekitar 200 kilometer sebelah barat London,
Inggris. Badminton House Demikian nama istana tersebut, menjadi saksi
sejarah bagaimana olahraga ini mulai dikembangkan menuju bentuknya
sekarang. Di bangunan tersebut, sang pemilik, Duke of Beaufort dan
keluarganya pada abad ke-17 menjadi aktivis olahraga ini. Akan tetapi,
Duke of Beaufort bukanlah penemu permainan itu. Badminton hanya menjadi
nama karena dari situlah permainan ini mulai dikenal di kalangan atas
dan kemudian menyebar. Badminton menjadi satu-satunya cabang olahraga
yang namanya berasal dari nama tempat.
Yang juga tanda tanya besar adalah bagaimana nama permainan ini berubah dari battledore menjadi badminton. Nama asal permainan dua orang yang menepak bola ke depan (forehand) atau ke belakang (backhand) selama mungkin ini tadinya battledore. Asal mula permainan battledore dengan menggunakan shuttlecock (kok) sendiri juga misteri. Dulu orang menggunakan penepak dari kayu (bat). Dua orang menepak “burung” itu ke depan dan ke belakang selama mungkin.
Permainan macam ini sudah dilakukan anak-anak dan orang dewasa lebih dari 2000 tahun lalu di India, Jepang, Siam (kini Thailand), Yunani, dan Cina. Di kawasan terakhir ini dimainkan lebih banyak dengan kaki. Di Inggris ditemukan ukiran kayu abad pertengahan yang memuat gambar anak-anak sedang menendang-nendang shuttlecock. Permainan menggunakan kok memang mempunyai daya tarik tersendiri. Setelah ditepak atau dipukul ke atas maka begitu “jatuh” (menurun) kok akan melambat, memungkinkan orang mengejar dan menepaknya lagi ke atas. Yang menjadi tanda tanya, bagaimana bisa terbentuk kok seperti sekarang: ada kepala dengan salah satu ujung bulat dan di ujung lain yang datar tertancap belasan bulu sejenis unggas? Bahan-bahan untuk membuat kok memang sudah ada di alam. Bentuk kepala kok yang bulat sudah ada di sekitar kita, biasa ditemukan dalam buah-buahan atau batu.
Pertanyaannya adalah bagaimana awalnya bulu-bulu bisa menancap di kepala kok ? Ada yang berpendapat bahwa ada seseorang sedang duduk di kursi dan di depannya meja tulis. Dia melamun dan memikirkan sesuatu yang jauh. Tanpa disengaja dia mengambil tutup botol yang terbuat dari gabus dan kemudian menancap-nancapkan pena yang ketika itu terbuat dari bulu unggas. Beberapa pena tertancapkan dan jadilah bentuk sederhana sebuah kok.
Tentu ini tidak ada buktinya. Hanya kemudian memang terbentuk alat permainan seperti itu yang di tiap kawasan berbeda bentuknya. Pada tahun 1840-an dan 1850-an keluarga Duke of Beaufort ke-7 paling sering menjadi penyelenggara permainan ini. Menurut Bernard Adams (The Badminton Story, BBC 1980) anak-anak Duke – tujuh laki-laki dan empat perempuan – inilah yang mulai memainkannya di ruang depan. Lama-lama mereka bosan permainan yang itu-itu saja. Mereka kemudian merentangkan tali di antara pintu dan perapian dan bermain dengan menyeberangkan kok melewati tali itu. Itulah awal net. Akhir tahun 1850-an mulailah dikenal jenis permainan baru. Pada tahun 1860-an ada seorang penjual mainan dari London – mungkin juga penyedia peralatan battledore – bernama Isaac Spratt, menulis Badminton Battledore – a new game. Tulisan tersebut menggambarkan terjadinya evolusi permainan di Badminton House.
Yang juga tanda tanya besar adalah bagaimana nama permainan ini berubah dari battledore menjadi badminton. Nama asal permainan dua orang yang menepak bola ke depan (forehand) atau ke belakang (backhand) selama mungkin ini tadinya battledore. Asal mula permainan battledore dengan menggunakan shuttlecock (kok) sendiri juga misteri. Dulu orang menggunakan penepak dari kayu (bat). Dua orang menepak “burung” itu ke depan dan ke belakang selama mungkin.
Permainan macam ini sudah dilakukan anak-anak dan orang dewasa lebih dari 2000 tahun lalu di India, Jepang, Siam (kini Thailand), Yunani, dan Cina. Di kawasan terakhir ini dimainkan lebih banyak dengan kaki. Di Inggris ditemukan ukiran kayu abad pertengahan yang memuat gambar anak-anak sedang menendang-nendang shuttlecock. Permainan menggunakan kok memang mempunyai daya tarik tersendiri. Setelah ditepak atau dipukul ke atas maka begitu “jatuh” (menurun) kok akan melambat, memungkinkan orang mengejar dan menepaknya lagi ke atas. Yang menjadi tanda tanya, bagaimana bisa terbentuk kok seperti sekarang: ada kepala dengan salah satu ujung bulat dan di ujung lain yang datar tertancap belasan bulu sejenis unggas? Bahan-bahan untuk membuat kok memang sudah ada di alam. Bentuk kepala kok yang bulat sudah ada di sekitar kita, biasa ditemukan dalam buah-buahan atau batu.
Pertanyaannya adalah bagaimana awalnya bulu-bulu bisa menancap di kepala kok ? Ada yang berpendapat bahwa ada seseorang sedang duduk di kursi dan di depannya meja tulis. Dia melamun dan memikirkan sesuatu yang jauh. Tanpa disengaja dia mengambil tutup botol yang terbuat dari gabus dan kemudian menancap-nancapkan pena yang ketika itu terbuat dari bulu unggas. Beberapa pena tertancapkan dan jadilah bentuk sederhana sebuah kok.
Tentu ini tidak ada buktinya. Hanya kemudian memang terbentuk alat permainan seperti itu yang di tiap kawasan berbeda bentuknya. Pada tahun 1840-an dan 1850-an keluarga Duke of Beaufort ke-7 paling sering menjadi penyelenggara permainan ini. Menurut Bernard Adams (The Badminton Story, BBC 1980) anak-anak Duke – tujuh laki-laki dan empat perempuan – inilah yang mulai memainkannya di ruang depan. Lama-lama mereka bosan permainan yang itu-itu saja. Mereka kemudian merentangkan tali di antara pintu dan perapian dan bermain dengan menyeberangkan kok melewati tali itu. Itulah awal net. Akhir tahun 1850-an mulailah dikenal jenis permainan baru. Pada tahun 1860-an ada seorang penjual mainan dari London – mungkin juga penyedia peralatan battledore – bernama Isaac Spratt, menulis Badminton Battledore – a new game. Tulisan tersebut menggambarkan terjadinya evolusi permainan di Badminton House.
1. RUDY HARTONO KURNIAWAN
Sejarah menulisnya lebih singkat dengan Rudy Hartono. Hingga saat ini rekor 8 kali juara All England, 7 diantaranya direbut secara berturut turut belum bisa terpecahkan. Di luar All England, hampir semua gelar pernah diraihnya termasuk Thomas Cup dan World Cup yang terakhir dilakoninya pada 1980. Rudy juga pernah menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama. Rudy juga pernah satu kali membintangi film layar lebar berjudul “Matinya Seorang Bidadari” pada tahun 1971.
2. LIEM SWIE KING
Merupakan generasi emas kedua di tunggal putra. King dianggap penerus kejayaan yang ditinggal Rudy Hartono. Tiga kali gelar All England dan empat runner-up dirasakan pebulutangkis kelahiran Kudus, 28 Februari 1956 ini. Gaya smash yang dilakukannya sambil melompat menjadi cirikhasnya hingga melahirkan julukan “King Smash”. Semerti halnya Rudy Hartono, Liem Swie King pun pernah bermain film layer lebar berjudul “Sakura dalam Pelukan”. Bahkan jejak langkahnya difilmkan dengan judul “King”.
3. ALAN BUDIKUSUMA
Permainannya tidak segemilang Rudy Hartono maupun Liem Swie King. Namun prestasi yang telah mengharumkan nama Indonesia untuk pertamakalinya di ajang Olimpiade Barcelona 1992 membuat Alan masuk daftar pebulutangkis terbaik di negeri ini. Alan belum pernah merasakan juara All England maupun Thomas Cup. Namun dengan emas Olimpiade, Alan dianugrahi Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama seperti Rudy Hartono.
4. HARYANTO ARBI
Pebulutangkis Indonesia yang juga memiliki gelar lengkap. Dua kali gelar All England bisa diraihnya pada 1993, 1994. Juara Thomas Cup pernah dirasakan sebanyak 4 kali (1994, 1996, 1998, 2000), Juara Dunia 1994, 1995 dan beberapa open turnamen lainnya. Yang lebih fenomenal, Haryanto Arbi merupakan penerus Liem Swie King dalam hal jumping smash. Bahkan Haryanto Arbi dijuluki “Smash 100 watt” karena kecepatannya.
5. TAUFIK HIDAYAT
Setelah era Haryanto Arbi usai, tak ada pebulutangkis tunggal putra Indonesia yang bisa unjuk gigi. Hingga akhirnya datang nama Taufik Hidayat. Pebulutangkis kelahiran 10 Agustus 1981 ini mampu mengembalikan prestasi bulutangkis Indonesia. Merebut emas Olimpiade Athena 2004, gelar juara dunia juga pernah dirasakannya pada tahun 2004. dan Enam kali juara Indonesia Open. Sayangnya hingga kini Taufik belum mampu merebut gelar All England.
BEIJING – Yu Yang, yang merupakan salah satu atlet China terkena diskualifikasi dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) memutuskan untuk mundur dari cabang olahraga bulutangkis.
Seperti diketahui, Yu merupakan salah satu dari delapan atlet yang terkena diskualifikasi dari ajang Olimpiade London, Rabu kemarin. Atlet lainnya adalah pasangan Yu, Wang Xiaoli, ganda campuran Korea Selatan Jung Kyung-eun/Kim Ha-na, dan Ha Jung-eun/Kim Min-jung dan Greysia Polii/Meiliana Jauhari dari Indonesia.
Yu mengatakan, ini merupakan kompetisi resmi terakhirnya. Dia mengucapkan selamat tinggal kepada olahraga bulutangkis, yang sudah membesarkan namanya. Yu menulisnya lewat akun blognya.
“Ini kompetisi terakhir saya. Selamat Tinggal Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), selamat tinggal olahraga tercinta. Kami hanya memilih menggunakan peraturan untuk meninggalkan pertandingan,” tulis Yu.
Yu justru menyalahkan keputusan BWF, yang mengganti format pertandingan di Olimpiade dengan penyisihan grup. Yu menilai BWF juga bertanggung jawab atas skandal bulutangkis ini.
“Ini dilakukan supaya bisa bersaing lebih baik di babak kedua untuk babak penyisihan. Ini pertama kalinya Olimpiade menggunakan format kompetisi seperti ini. Apakah mereka tidak menyadari perubahan ini yang menjadi penyebabnya?,” lanjut dia.
“Anda sudah merusak mimpi kami. Ini semudah itu, tidak rumit sama sekali. Tapi, momen seperti ini tidak akan terlupakan,” sesal Yu, sebagaimana dilansir dari Reuters.
Delapan pemain bulu tangkis putri, termasuk pasangan Indonesia Greysia Polii dan Meiliana Jauhari resmi didakwa bertindak tak sportif oleh Federasi Badminton Dunia (WBF). Banyak negara menuding kejadian memalukan itu dipicu tindakan curang China yang sudah berkali-kali dilakukan.
Kantor berita Reuters melaporkan, Rabu (1/8), WBF menilai kedelapan pemain terbukti melakukan kecurangan. "Keempat pasangan ganda putri itu tidak bertanding sepenuh hati dan sengaja kalah. Tindakan mereka mencederai prinsip sportivitas," tulis organisasi itu dalam rilis pers. Dalam sepakbola, pengaturan skor sering disebut sepakbola gajah.
Pelatih kepala tim bulu tangkis Korea Selatan, Sung Han-kook, menyatakan anak didiknya ikut bermain curang karena pasangan China melakukan tindakan memalukan itu terlebih dulu. "Pemain China memulai semua ini, akibat hasil undian yang rumit. Kami memang tidak ingin bertemu satu sama lain terlalu cepat di semifinal," kata Sung.
Sebaliknya, pelatih China Li Yongbo menolak disebut memerintahkan pemainnya mengalah untuk keuntungan tim. "Tidak ada apa-apa. Semua ini kan cuma permainan," kata dia kepada wartawan selepas pertandingan.
Pada pertandingan sebelumnya, pasangan China Wang Xiali/Yu Yang sudah melakukan hal yang sama. Mereka sengaja mengalah dari ganda putri Korea Selatan agar tidak bertemu rekan sesama Negeri Panda itu di babak perempat final.
Pada Olimpiade Yunani 2004, China melakukan taktik serupa. Salah satu pemain tunggal putri China mengalah di semi-final, agar unggulan Zhang Ning bisa lebih segar melawan mantan pebulutangkis Indonesia, Mia Audina yang saat itu membela Belanda.
Berdasarkan pengakuan atlet Bulgaria, Alesia Zaistave, perilaku China itu sudah jadi rahasia umum. "Mereka selalu melakukan taktik yang sama bertahun-tahun. Saya hanya tahu sekitar 20 kali insiden seperti ini dilakukan China," kata dia.
Delapan pemain bulu tangkis putri, termasuk pasangan Indonesia Greysia Polii dan Meiliana Jauhari resmi didakwa bertindak tak sportif oleh Federasi Badminton Dunia (WBF). Banyak negara menuding kejadian memalukan itu dipicu tindakan curang China yang sudah berkali-kali dilakukan.
Kantor berita Reuters melaporkan, Rabu (1/8), WBF menilai kedelapan pemain terbukti melakukan kecurangan. "Keempat pasangan ganda putri itu tidak bertanding sepenuh hati dan sengaja kalah. Tindakan mereka mencederai prinsip sportivitas," tulis organisasi itu dalam rilis pers. Dalam sepakbola, pengaturan skor sering disebut sepakbola gajah.
Pelatih kepala tim bulu tangkis Korea Selatan, Sung Han-kook, menyatakan anak didiknya ikut bermain curang karena pasangan China melakukan tindakan memalukan itu terlebih dulu. "Pemain China memulai semua ini, akibat hasil undian yang rumit. Kami memang tidak ingin bertemu satu sama lain terlalu cepat di semifinal," kata Sung.
Sebaliknya, pelatih China Li Yongbo menolak disebut memerintahkan pemainnya mengalah untuk keuntungan tim. "Tidak ada apa-apa. Semua ini kan cuma permainan," kata dia kepada wartawan selepas pertandingan.
Pada pertandingan sebelumnya, pasangan China Wang Xiali/Yu Yang sudah melakukan hal yang sama. Mereka sengaja mengalah dari ganda putri Korea Selatan agar tidak bertemu rekan sesama Negeri Panda itu di babak perempat final.
Pada Olimpiade Yunani 2004, China melakukan taktik serupa. Salah satu pemain tunggal putri China mengalah di semi-final, agar unggulan Zhang Ning bisa lebih segar melawan mantan pebulutangkis Indonesia, Mia Audina yang saat itu membela Belanda.
Berdasarkan pengakuan atlet Bulgaria, Alesia Zaistave, perilaku China itu sudah jadi rahasia umum. "Mereka selalu melakukan taktik yang sama bertahun-tahun. Saya hanya tahu sekitar 20 kali insiden seperti ini dilakukan China," kata dia.
Publik China ternyata tidak mendukung taktik tim bulu tangkis Olimpiade mereka. Di jejaring sosial Weibo, banyak warga Negeri Tirai Bambu itu mengecam tindakan pasangan ganda putri mereka sebagai pengecut. "Seharusnya mereka dilarang tampil di Olimpiade," tulis salah satu akun.
Ganda putri Indonesia kemarin menghadapi pasangan Korea Selatan Ha Jung-eun/Kim Min-jung. Mereka melakukan kesalahan sendiri yang kelihatan dibuat-buat. Meilana/Greysia gagal servis 10 kali, sementara Korea melakukan 9 kesalahan serupa.
Akibat tindakan ini penonton di Stadion Wembley Arena mencemooh kedua regu. Wasit kehormatan pun mendatangi lapangan dan memberikan kartu hitam bagi kedua tim, tanda peringatan bakal terjadi diskualifikasi. Namun setelah kedua ofisial melobi panitia, hukuman berat itu urung diberikan.
Sejarah menulisnya lebih singkat dengan Rudy Hartono. Hingga saat ini rekor 8 kali juara All England, 7 diantaranya direbut secara berturut turut belum bisa terpecahkan. Di luar All England, hampir semua gelar pernah diraihnya termasuk Thomas Cup dan World Cup yang terakhir dilakoninya pada 1980. Rudy juga pernah menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama. Rudy juga pernah satu kali membintangi film layar lebar berjudul “Matinya Seorang Bidadari” pada tahun 1971.
2. LIEM SWIE KING
Merupakan generasi emas kedua di tunggal putra. King dianggap penerus kejayaan yang ditinggal Rudy Hartono. Tiga kali gelar All England dan empat runner-up dirasakan pebulutangkis kelahiran Kudus, 28 Februari 1956 ini. Gaya smash yang dilakukannya sambil melompat menjadi cirikhasnya hingga melahirkan julukan “King Smash”. Semerti halnya Rudy Hartono, Liem Swie King pun pernah bermain film layer lebar berjudul “Sakura dalam Pelukan”. Bahkan jejak langkahnya difilmkan dengan judul “King”.
3. ALAN BUDIKUSUMA
Permainannya tidak segemilang Rudy Hartono maupun Liem Swie King. Namun prestasi yang telah mengharumkan nama Indonesia untuk pertamakalinya di ajang Olimpiade Barcelona 1992 membuat Alan masuk daftar pebulutangkis terbaik di negeri ini. Alan belum pernah merasakan juara All England maupun Thomas Cup. Namun dengan emas Olimpiade, Alan dianugrahi Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama seperti Rudy Hartono.
4. HARYANTO ARBI
Pebulutangkis Indonesia yang juga memiliki gelar lengkap. Dua kali gelar All England bisa diraihnya pada 1993, 1994. Juara Thomas Cup pernah dirasakan sebanyak 4 kali (1994, 1996, 1998, 2000), Juara Dunia 1994, 1995 dan beberapa open turnamen lainnya. Yang lebih fenomenal, Haryanto Arbi merupakan penerus Liem Swie King dalam hal jumping smash. Bahkan Haryanto Arbi dijuluki “Smash 100 watt” karena kecepatannya.
5. TAUFIK HIDAYAT
Setelah era Haryanto Arbi usai, tak ada pebulutangkis tunggal putra Indonesia yang bisa unjuk gigi. Hingga akhirnya datang nama Taufik Hidayat. Pebulutangkis kelahiran 10 Agustus 1981 ini mampu mengembalikan prestasi bulutangkis Indonesia. Merebut emas Olimpiade Athena 2004, gelar juara dunia juga pernah dirasakannya pada tahun 2004. dan Enam kali juara Indonesia Open. Sayangnya hingga kini Taufik belum mampu merebut gelar All England.
BEIJING – Yu Yang, yang merupakan salah satu atlet China terkena diskualifikasi dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) memutuskan untuk mundur dari cabang olahraga bulutangkis.
Seperti diketahui, Yu merupakan salah satu dari delapan atlet yang terkena diskualifikasi dari ajang Olimpiade London, Rabu kemarin. Atlet lainnya adalah pasangan Yu, Wang Xiaoli, ganda campuran Korea Selatan Jung Kyung-eun/Kim Ha-na, dan Ha Jung-eun/Kim Min-jung dan Greysia Polii/Meiliana Jauhari dari Indonesia.
Yu mengatakan, ini merupakan kompetisi resmi terakhirnya. Dia mengucapkan selamat tinggal kepada olahraga bulutangkis, yang sudah membesarkan namanya. Yu menulisnya lewat akun blognya.
“Ini kompetisi terakhir saya. Selamat Tinggal Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), selamat tinggal olahraga tercinta. Kami hanya memilih menggunakan peraturan untuk meninggalkan pertandingan,” tulis Yu.
Yu justru menyalahkan keputusan BWF, yang mengganti format pertandingan di Olimpiade dengan penyisihan grup. Yu menilai BWF juga bertanggung jawab atas skandal bulutangkis ini.
“Ini dilakukan supaya bisa bersaing lebih baik di babak kedua untuk babak penyisihan. Ini pertama kalinya Olimpiade menggunakan format kompetisi seperti ini. Apakah mereka tidak menyadari perubahan ini yang menjadi penyebabnya?,” lanjut dia.
“Anda sudah merusak mimpi kami. Ini semudah itu, tidak rumit sama sekali. Tapi, momen seperti ini tidak akan terlupakan,” sesal Yu, sebagaimana dilansir dari Reuters.
Delapan pemain bulu tangkis putri, termasuk pasangan Indonesia Greysia Polii dan Meiliana Jauhari resmi didakwa bertindak tak sportif oleh Federasi Badminton Dunia (WBF). Banyak negara menuding kejadian memalukan itu dipicu tindakan curang China yang sudah berkali-kali dilakukan.
Kantor berita Reuters melaporkan, Rabu (1/8), WBF menilai kedelapan pemain terbukti melakukan kecurangan. "Keempat pasangan ganda putri itu tidak bertanding sepenuh hati dan sengaja kalah. Tindakan mereka mencederai prinsip sportivitas," tulis organisasi itu dalam rilis pers. Dalam sepakbola, pengaturan skor sering disebut sepakbola gajah.
Pelatih kepala tim bulu tangkis Korea Selatan, Sung Han-kook, menyatakan anak didiknya ikut bermain curang karena pasangan China melakukan tindakan memalukan itu terlebih dulu. "Pemain China memulai semua ini, akibat hasil undian yang rumit. Kami memang tidak ingin bertemu satu sama lain terlalu cepat di semifinal," kata Sung.
Sebaliknya, pelatih China Li Yongbo menolak disebut memerintahkan pemainnya mengalah untuk keuntungan tim. "Tidak ada apa-apa. Semua ini kan cuma permainan," kata dia kepada wartawan selepas pertandingan.
Pada pertandingan sebelumnya, pasangan China Wang Xiali/Yu Yang sudah melakukan hal yang sama. Mereka sengaja mengalah dari ganda putri Korea Selatan agar tidak bertemu rekan sesama Negeri Panda itu di babak perempat final.
Pada Olimpiade Yunani 2004, China melakukan taktik serupa. Salah satu pemain tunggal putri China mengalah di semi-final, agar unggulan Zhang Ning bisa lebih segar melawan mantan pebulutangkis Indonesia, Mia Audina yang saat itu membela Belanda.
Berdasarkan pengakuan atlet Bulgaria, Alesia Zaistave, perilaku China itu sudah jadi rahasia umum. "Mereka selalu melakukan taktik yang sama bertahun-tahun. Saya hanya tahu sekitar 20 kali insiden seperti ini dilakukan China," kata dia.
Delapan pemain bulu tangkis putri, termasuk pasangan Indonesia Greysia Polii dan Meiliana Jauhari resmi didakwa bertindak tak sportif oleh Federasi Badminton Dunia (WBF). Banyak negara menuding kejadian memalukan itu dipicu tindakan curang China yang sudah berkali-kali dilakukan.
Kantor berita Reuters melaporkan, Rabu (1/8), WBF menilai kedelapan pemain terbukti melakukan kecurangan. "Keempat pasangan ganda putri itu tidak bertanding sepenuh hati dan sengaja kalah. Tindakan mereka mencederai prinsip sportivitas," tulis organisasi itu dalam rilis pers. Dalam sepakbola, pengaturan skor sering disebut sepakbola gajah.
Pelatih kepala tim bulu tangkis Korea Selatan, Sung Han-kook, menyatakan anak didiknya ikut bermain curang karena pasangan China melakukan tindakan memalukan itu terlebih dulu. "Pemain China memulai semua ini, akibat hasil undian yang rumit. Kami memang tidak ingin bertemu satu sama lain terlalu cepat di semifinal," kata Sung.
Sebaliknya, pelatih China Li Yongbo menolak disebut memerintahkan pemainnya mengalah untuk keuntungan tim. "Tidak ada apa-apa. Semua ini kan cuma permainan," kata dia kepada wartawan selepas pertandingan.
Pada pertandingan sebelumnya, pasangan China Wang Xiali/Yu Yang sudah melakukan hal yang sama. Mereka sengaja mengalah dari ganda putri Korea Selatan agar tidak bertemu rekan sesama Negeri Panda itu di babak perempat final.
Pada Olimpiade Yunani 2004, China melakukan taktik serupa. Salah satu pemain tunggal putri China mengalah di semi-final, agar unggulan Zhang Ning bisa lebih segar melawan mantan pebulutangkis Indonesia, Mia Audina yang saat itu membela Belanda.
Berdasarkan pengakuan atlet Bulgaria, Alesia Zaistave, perilaku China itu sudah jadi rahasia umum. "Mereka selalu melakukan taktik yang sama bertahun-tahun. Saya hanya tahu sekitar 20 kali insiden seperti ini dilakukan China," kata dia.
Publik China ternyata tidak mendukung taktik tim bulu tangkis Olimpiade mereka. Di jejaring sosial Weibo, banyak warga Negeri Tirai Bambu itu mengecam tindakan pasangan ganda putri mereka sebagai pengecut. "Seharusnya mereka dilarang tampil di Olimpiade," tulis salah satu akun.
Ganda putri Indonesia kemarin menghadapi pasangan Korea Selatan Ha Jung-eun/Kim Min-jung. Mereka melakukan kesalahan sendiri yang kelihatan dibuat-buat. Meilana/Greysia gagal servis 10 kali, sementara Korea melakukan 9 kesalahan serupa.
Akibat tindakan ini penonton di Stadion Wembley Arena mencemooh kedua regu. Wasit kehormatan pun mendatangi lapangan dan memberikan kartu hitam bagi kedua tim, tanda peringatan bakal terjadi diskualifikasi. Namun setelah kedua ofisial melobi panitia, hukuman berat itu urung diberikan.
Harrah's Casino - Mapyro
BalasHapusHarrah's Casino Map, Harrah's 대구광역 출장안마 Casino, 구리 출장안마 harrah's, hotel, restaurants, contact info, map of 광명 출장마사지 Harrah's 충청북도 출장마사지 Casino 동해 출장샵 and address in Atlantic City, NJ.